Menertawakan kehidupan. Terkadang mudah mengatakannya, namun sulit melakukannya. Ya, sahabat, dalam situasi-situasi yang menyenangkan kita dengan mudah tertawa. Namun ketika kesulitan melanda, seringkali tertawa tampak sebagai bukan sebuah pilihan. Nampaknya tertawa menjadi hal yang tabu atau bahkan tak pantas untuk dilakukan.
Namun percayakah sahabat, bahwa semua kompleksitas dunia yang begitu unik ini adalah sebuah kebetulan? Saya rasa tidak. Semua kejadian, kepiluan, dentang musik, kepahitan, kepiluan, bahkan rasa lapar layak untuk kita tertawakan. Bukankah hal-hal itu justru menjadikan kehidupan sebagai kehidupan? Bukankah itu justru esensi dari hidup itu sendiri? Untuk mengalami segala hal, untuk hidup sepenuh-penuhnya.
Di bulan Ramadhan ini, sungguh indah ketika kita bisa tertawa dan menghadapi segala dinamikanya dengan penuh rasa syukur. Tawa yang indah adalah tawa yang berasal dari kemurnian hati. Setiap insan yang mampu melakukan tawa yang indah adalah insan yang memiliki jiwa yang matang. Karena ia mampu merengkuh dualitas kehidupan baik susah maupun senang dengan senyum yang lebar.
Sahabat, ketika menghadapi rasa lapar, terrtawalah. Ketika menghadapi amarah yang hampir muncul, tertawalah. Ketika menghadapi anak yang sedang rewel, tertawalah. Tertawakanlah semua keseruan hidup itu. Ya, mungkin mudah dikatakan namun sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu diperlukan kekuatan jeda.
Barangsiapa tidak dapat melakukan jeda dan terhanyut dengan segala kejadian dan formasi mental, maka ia tak dapat menertawakan kehidupan. Oleh karena itu penting untung berjeda, dan tidak serta merta menanggapi setiap kejadian dengan spontan berdasarkan naluri hewani semata. Serta yang kedua adalah melalui artikel ini saya hanya ingin mengajak Anda untuk memiliki niat menertawakan kehidupan.
Memiliki niatnya saja dulu sudah baik, perkara saat on the spot kita agak sulit melakukannya, itu urusan nanti. Namun ketika memiliki niat untuk menertawakan kehidupan, peluangnya besar kita akan diingatkan oleh kesadaran kreatif kita sendiri saat mengalami masalah nanti. Ketika sudah memiliki niat yang kuat, jangan heran ketika masalah melanda dan sedang sulit-sulitnya, kesadaran kreatif Anda bangkit dan mengetuk dari sanubari yang paling dalam, “Tertawakanlah !”, katanya.
Sudahkah kita siap untuk menertawakan kehidupan?
Salam Ajaib,
Andreas Pasolympia, BA, MA (Hons)
Happiness Coach | People Development & Communication Expert